Karena penasaran, Agus yang setahun belakangan ditugasi kantornya (Kompas), memotret kegiatan olahraga itu langsung bergegas mencari orang yang katanya mirip Gayus tersebut. Soalnya yang dia tahu Gayus saat ini masih mendekam di Rutan Brimob, Kelapa Dua, Depok, karena kasus mafia pajak.
Dan sidang perkaranya masih berlangsung hingga sekarang. Hampir setengah jam sang fotografer ini celingak-celinguk mencari orang yang kabarnya mirip dengan Gayus itu. Dan setelah tiga kali pindah tempat duduk dari balik lensa telenya dia melihat sesosok pria yang kabarnya mirip Gayus itu. Ternyata pria mirip Gayus itu terihat sedang duduk di tribun penonton sebelah kanan atau berada di seberang tempat duduk Agus saat itu.
Pria yang mirip Gayus tersebut terlihat mengenakan wig, berkacamata dan berjaket hitam. Pria itu tampak serius menyaksikan pertandingan Daniela Hantuchova melawan Yanina Wickmayer, Jumat (5/11) pukul 21.10 Wita. "Dia hanya sesekali bergerak untuk merapikan rambutnya saja," terang Agus kepada detikcom.
Di samping kanan dan kiri Gayus tampak perempuan berjilbab. Namun dari pengamatan Agus, sepanjang berlangsungnya pertandingan, orang mirip Gayus tersebut tidak terlihat menyapa apalagi bincang-bincang dengan penonton di sebelahnya. Dan begitu pertandingan usai pria itu langsung beranjak dari tempat duduknya dan kemudian memotret para pemain tennis yang usai berlaga menggunakan telepon genggamnya.
Foto mirip Gayus yang dijepret Agus kemudian bikin geger. Apalagi diketahui kalau Gayus pada hari yang sama tidak ada di tempat semestinya, yakni Rutan Brimob. Herannya lagi, Gayus keluar dari Rutan Brimob sejak 3 November.
"Dari informasi anggota saya Gayus sudah tidak ada di Rutan sejak 3 November. Dan saya baru dapat info tersebut baru pada 7 November," jelas Kabareskrim Polri Komjen Pol Ito Sumardi kepada detikcom.
Begitu mendengar informasi itu, kata Ito, dirinya langsung memerintahkan anak buahnya menembak Gayus jika eks pegawai Pajak itu tak segera balik ke selnya. Akhirnya Gayus pun berhasil dijemput di rumah mewahnya di Kelapa Gading, hari itu juga, Minggu malam, (7/11).
Tersiarnya foto orang mirip Gayus dan raibnya Gayus dari Rutan Brimob kemudian diasumsikan kalau Gayus benar-benar pergi ke Bali. Apalagi dari CCTV yang diperiksa petugas Polda Bali diketahui kalau orang mirip Gayus itu menginap di Hotel Westin. Orang tersebut menginap di hotel itu mengunakan nama samaran. "Inisialnya M. Tapi untuk kepastiannya belum bisa disampaikan," jelasnya.
Kapolda Bali Irjen Polisi Hadiatmoko kepada wartawan di Denpasar, Minggu 14 November, kemarin. Terkait seseorang berinisial 'M' ini sejauh ini memang belum terang benderang. Tapi apakah orang yang berinisial 'M' itu adalah Milana Anggraeni, istri Gayus Tambunan? Sebab dalam foto yang dijepret Agus Susanto, fotografer Kompas, perempuan yang bertopi hitam itu mirip dengan Milana.
Posisi perempuan mirip Miana ini berada persis di Belakang pria mirip Gayus. Selain terjepret kamera di lapangan tennis, dua orang yang mirip Gayus dan Milana juga sempat terekam CCTV Hotel Westin. Namun sampai sejauh ini Polri belum bisa memberikan keterangan terkait dugaan tersebut.
Sementara Humas Hotel Westin, Rainata Tjoa saat dihubungi detikcom mengaku tidak ada daftar tam atas nama Gayus. Hanya saja dia enggan berkomentar ada seorang tamu yang mengatasnamakan Milan dengan alasan pihaknya tidak bisa mengecek nama tamu satu per satu kecuali ada permintaan dari pihak polisi.
Tapi yang jelas, ujar Rainata, tingkat hunian hotel sejak seminggu sebelum even tennis CBTC 90 % sudah dibooking oleh peserta, official dan tamu yang akan menyaksikan
pertandingan. Dengan kata lain, kalau orang yang mirip Milana dan Gayus itu berarti berarti sudah membooking kamar jauh-jauh hari.
Lantas apa tujuan Gayus dan istrinya datang ke Bali menyaksikan pertandingan tennis? Pasalnya Gayus sendiri mengaku tidak menyukai olahraga tersebut. Keanehan inilah
yang kemudian menimbulkan dugaan kalau Gayus punya agenda lain selain menonton tennis.
Salah satu rumor yang berkembang adalah dikaitkannya Gayus dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical. Rumor ini muncul lantaran secara kebetulan Ical dan
anak-anaknya, yakni Anindhita Anestya Bakrie dan Anindra Ardiansyah Bakrie, juga ada di Bali menyaksikan pertandingan tens CBTC.
Dikait-kaitkannya pertemuan Gayus dan Ical tentu bukan tanpa sebab. Karena sebelumnya, Gayus pernah punya urusan dengan beberapa perusahaan milik kelompok usaha Bakrie, yang tersandung masalah pajak.
"Isu tentang Gayus di Bali dikaitkan dengan Ical, dalam perpolitikan itu wajar. Karena kedua tokoh itu memang punya keterhubungan. Di fakta persidangan Gayus disebut grup usaha Bakrie ikut memberi uang kepada Gayus," kata politisi senior Golkar Zainal Bintang.
Dalam persidangan, kata Zainal, Gayus sudah membeberkan semua hubungannya dengan anak-anak perusahaan kelompok Bakrie. "Ini bukan fitnah loh. Ini fakta persidangan," jelasnya.
Gayus dalam persidangan memang sempat memberikan pengakuan kalau dirinya pernah memberikan bantuan kepada perusahaan Grup Bakrie, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Bumi
Resources, dan PT Arutmin terkait urusan Pajak. Karena bantuan itu Gayus sempat mengaku mendapat imbalan yang jumlahnya mencapai puluhan miliar rupiah.
Keterangan Gayus tersebut kemudian diperkuat kesaksian Satgas anti mafia hukum, Mas Achmad Santosa (Ota). Dalam kesaksianya di persidangan kasus mafia pajak yang digelar di PN Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2010), Ota menyebut perusahaan kelompok Bakrie sebagai penyumbang dana terbesar ke rekening Gayus Tambunan. Dana tersebut sebagai uang terima kasih karena Gayus telah membantu mengurus pajak anak perusahaan Bakrie yang bermasalah.
Di Singapura, terang Ota, Gayus membeberkan jumlah uang yang paling besar dia terima dari wajib pajak, dari Grup Bakrie. "Ia sebutkan dari KPC, Bumi Resources, dan Arutmin. kalau ditotal jumlahnya Rp 100 miliar," beber Ota.
Gayus sendiri mengaku kalau dirinya dapat order mengurus PT Bumi Resources dari Alif Kuncoro yang datang ke rumah dia pada awal 2008. Saat itu Alif menyerahkan data terkait PT Bumi Resources dan uang sejumlah US$ 1 juta. Uang tersebut sebagai biaya jasa mengurus permohonan banding atas nama PT Bumi Resources.Uang sebesar itu kemudian dibagi-bagi ke panitera majelis hakim Pengadilan Pajak. Besarnya menurut Gayus, sebanyak US$ 500 ribu.
Selain mengurus Bumi, Gayus juga membantu PT Kaltim Prima Coal (KPC). Order dari KPC ini juga didapat Gayus dari Alif. Gayus dimintai bantuan untuk mengurus mengeluarkan SKP (Surat Ketetapan Pajak) PT KPC untuk Pajak tahun 2001 s/d 2005 yang tertahan di KPP LTO (Large Tax Office). Alasan penahanan karena adanya permasalahan penetapan kurs mata uang terhadap kewajiban Pajak PT KPC.
Nyanyian Gayus di persidangan itu disebut-sebut bikin merah telinga kelompok usaha Bakrie. Dan kedatangan Gayus ke Bali bertemu dengan Ical diduga terkait keresahan
kelompok usaha Bakrie tersebut.
Namun rumor ini dibantah juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara. Menurutnya, Ical sama sekali tidak terganggu dengan keterangan Gayus yang menyudutkan beberapa anak
perusahaan milik Bakrie.
"Perusahaan-perusahaan Bakrie adalah perusahaan publik yang transparan. Dan secara hukum tidak pernah terbukti perusahaan-perusahaan itu melakukan pelanggaran seperti
yang diributkan selama ini," tegas Lalu Mara kepada detikcom.
Karena itu, lanjut Mara, Ical memilih tidak ambil pusing rumor yang menyebutan adanya pertemuan antara dirinya dengan Gayus disela-sela pertandingan tenis. Lagi pula
selama ini Ical tidak pernah ada hubungan dengan Gayus.
Ditambahkannya, Ical datang ke Bali murni karena urusan nonton kejuaraan tenis yang digelar setahun sekali tersebut. Saat itu Ical ditemani dua mantan petenis Indonesia Wailan Walalangi dan Januar Mangitung. Selain itu Ical juga ditemani dua anaknya, Anindhita Anestya dan Anindra Ardiansyah.
"Selama ini Ical aktif mengurusi sejumah atlet tenis, seperti Yayuk Basuki misalnya. Sekalipun dia bukan pengurus Pelti. Jadi apa yang aneh jika Ical nonton tenis?" pungkasnya
No comments:
Post a Comment
Kami mengundang anda untuk memberikan komentar terhadap artikel yang ada di blog ini termasuk kritikan dan saran dengan syarat tidak menyinggyng masalah suku,agama dan ras tertentu.
Konten dalam komentar bukan menjadi tanggungjawab admin
Salam