Sains & Teknologi
Apnea atau gangguan berupa terhentinya nafas selama 20 detik atau lebih saat tidur.
VIVAnews - Menggelitik bayi mungkin sekedar kegiatan menyenangkan bagi kebanyakan orangtua. Namun bagi Sanchia Norris, seorang ibu di Cambridgeshire, Inggris, menggelitik adalah salah satu cara untuk membuat putranya tetap hidup.
Nafas putranya, Benn, terhenti selama beberapa detik setiap tidur sehingga Norris harus menggelitiknya untuk membuatnya kembali bernafas. "Saya harus menstimulasinya untuk bangun dan kembali bernafas dengan menggelitik telapak kaki, dagu, dan perutnya. Itu saja cukup membuatnya kembali bernafas," tutur Norris seperti dimuat harian Daily Mail.
Benn mengalami kelainan yang disebut apnea atau gangguan berupa terhentinya nafas selama 20 detik atau lebih saat tidur. Kondisi ini kerap ditemui pada bayi yang lahir prematur karena otot dan susunan syarafnya belum terbentuk sempurna ketika dilahirkan.
Benn sendiri memang terlahir prematur pada usia 24 minggu dan beratnya tidak mencapai satu kilogram. "Dia bahkan lebih kecil dari tangan saya. Para dokter sudah memberi tahu saya kalau kemungkinannya untuk bertahan hidup kecil," kenang Norris.
Namun, setelah 18 minggu dirawat, Benn sudah diizinkan pulang. Dengan apnea yang dimilikinya, praktis Norris harus terjaga sepanjang malam supaya bisa menstimulasi putranya. "Pernah suatu kali nafasnya terhenti 23 kali, dan saya harus selalu menggelitiknya untuk membuatnya bernafas kembali," katanya.
Gelitikan adalah cara yang paling umum diterapkan untuk penderita apnea saat nafas mereka terhenti. Dengan adanya stimulasi sentuhan, susunan syaraf mereka bisa kembali 'bangun' dan mereka bisa kembali bernafas.
• VIVAnewsNafas putranya, Benn, terhenti selama beberapa detik setiap tidur sehingga Norris harus menggelitiknya untuk membuatnya kembali bernafas. "Saya harus menstimulasinya untuk bangun dan kembali bernafas dengan menggelitik telapak kaki, dagu, dan perutnya. Itu saja cukup membuatnya kembali bernafas," tutur Norris seperti dimuat harian Daily Mail.
Benn mengalami kelainan yang disebut apnea atau gangguan berupa terhentinya nafas selama 20 detik atau lebih saat tidur. Kondisi ini kerap ditemui pada bayi yang lahir prematur karena otot dan susunan syarafnya belum terbentuk sempurna ketika dilahirkan.
Benn sendiri memang terlahir prematur pada usia 24 minggu dan beratnya tidak mencapai satu kilogram. "Dia bahkan lebih kecil dari tangan saya. Para dokter sudah memberi tahu saya kalau kemungkinannya untuk bertahan hidup kecil," kenang Norris.
Namun, setelah 18 minggu dirawat, Benn sudah diizinkan pulang. Dengan apnea yang dimilikinya, praktis Norris harus terjaga sepanjang malam supaya bisa menstimulasi putranya. "Pernah suatu kali nafasnya terhenti 23 kali, dan saya harus selalu menggelitiknya untuk membuatnya bernafas kembali," katanya.
Gelitikan adalah cara yang paling umum diterapkan untuk penderita apnea saat nafas mereka terhenti. Dengan adanya stimulasi sentuhan, susunan syaraf mereka bisa kembali 'bangun' dan mereka bisa kembali bernafas.
No comments:
Post a Comment
Kami mengundang anda untuk memberikan komentar terhadap artikel yang ada di blog ini termasuk kritikan dan saran dengan syarat tidak menyinggyng masalah suku,agama dan ras tertentu.
Konten dalam komentar bukan menjadi tanggungjawab admin
Salam