SYARIFUDDIN UDU SOLUSI UNTUK MUNA 2020-2025

SYARIFUDDIN UDU SOLUSI UNTUK MUNA 2020-2025

27 November 2010

Senin, 22/11/2010 14:18 WIBMenghadang Jalan BW dan BM (5) Prof Soetandyo: KPK Mau Mendobrak atau Bersiasat?  M. Rizal - detikNews
Add caption


Jakarta - Bambang Widjojanto memiliki gaya kepemimpinan mendobrak, sedang Busyro Muqoddas memiliki gaya kepemimpinan bersiasat. Siapa yang paling cocok memimpin KPK atau Kejaksaan Agung, tergantung pada tujuan dan tantangan lembaga. Di sinilah DPR dan Presiden berkalkulasi.

Pensiunan Guru Besar FH Universtas Airlangga, Prof Soetandyo Wignjosoebroto mengatakan, Bambang Widjojanto (BW) dan Busyro Muqoddas (BM) adalah dua orang terbaik dari yang baik di lingkungan aktivis antikorupsi. Mereka memiliki pengalaman organisasi dan kepengacaraan yang kuat. Integritasnya tidak perlu diragukan; demikian juga dengan komitmen penegakan hukumnya.

Hanya gaya kepemipinan saja yang berbeda. Menurut Soetandyo, BW memiliki tipe pemimpin pendobrak. Dia sosok yang tegas, dan berani mengambil risiko dalam menghadapi lawan-lawan. Sementara, BM adalah tipe pemimpin bersiasat. Dia teguh dan liat dalam menghadapi musuh. 

Siapa yang cocok menjadi Ketua KPK atau Jaksa Agung, tergantung hendak dikemanakan kedua lembaga itu diarahkan, setidaknya dalam jangka lima tahun ke depan. Dalam hal ini, DPR dan Presiden harus merumuskan misi lembaga terlebih dahulu, baru memilih tipe kepemimpinan yang cocok.

Berikut adalah petikan wawancara dengan Prof Soetandyo yang juga mantan anggota Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Sabtu (20/11/2010) lalu.

Bagaimana Anda melihat proses seleksi calon KPK?

Proses seleksi itu sendiri tidak ada masalah, berjalan dengan baik, banyak masukan dari masyarakat juga. Hanya saja kritikan yang sekarang muncul adalah kenapa itu sekarang tidak segera diputuskan.  

Dua nama yang dihasilkan Panitia Seleksi, yaitu Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas adalah best of the best, orang yang terbaik dari yang terbaik. Masing-masing memiliki kehandalan sendiri-sendiri.

Sebenarnya orang macam apa yang diperlukan untuk memimpin lembaga semacam KPK?

Saya memang bukan orang yang menjadi bagian dari orang yang ikut menyeleksi atau memilih. Tapi kalau boleh saya mengamati, kedua nama yang muncul ini memang saya kenal walau memang tidak begitu akrab. Saya sering ketemu dan sering berbicara.

Kalau melihat sosok Bambang Widjojanto, memang orangnya sangat ekspresif, suaranya keras dan nyatanya suaranya sangat vokal dan berani. Ini pengamatan dari kacamata saya sebagai orang awam dan luar.

Sementara Pak Busyro memang lebih terlihat njawani, lebih halus, lebih diplomatis dan berpikir panjang. Tetapi saya kira, kedua-duanya merupakan orang pilihan. Kalau dipilih sampai ujungnya adalah terbaik dari yang baik.

Tapi itu nanti terserah kepada yang mau memilih, karena kedua-duanya memiliki kehandalan masing-masing. Kalau butuh gebrakan-gebrakan, ya tentunya Bambang Widjojanto yang dibutuhkan. Tapi kalau membutuhkan orang yang agak lebih penuh selidik dan teliti, ya Pak Busyro. Itu kesan yang telihat.

Makanya kepada para pemimpin bisa mempertimbangkan itu. Terserah kepada DPR untuk memilihnya. Tapi kalau sudah berada di DPR, persoalannya menjadi persoalan like and this like, suka atau tidak suka yang akan muncuk kepermukaan. 

Tapi mudah-mudahan, harapannya DPR juga memperhatikan kebutuhan lembaga KPK itu sendiri apa, apakah membutuhkan seorang pendobrak atau orang lebih bisa bersiasat.

Apakah pimpinan KPK harus dari aparat penegak hukum atau pengacara?

Saya kira siapa pun bisa memimpin KPK. Kalau soal apakah bisa dari pengacara, kalau saya lihat advokasi atau pengacara itu kan soal profesinya. Apalagi Bambang Widjojanto selama ini dikenal sebagai advokasi yang baik, dan pernah memimpin YLBHI, yang banyak mengangkat kasus untuk kepentingan rakyat kecil. Saya kira menjadi tidak masalah. Selama ini perannya juga sangat positif, termasuk dalam gerakan antikorupsi dan mementingkan kepentingan lapisan bawah.
 
Bambang Widjojanto dan Busro Muqoddas memiliki reputasi yang baik. Apakah mereka benar-benar mampu memimpin KPK yang menghadapi banyak tekanan?


Mereka harus bisa melaksanakan tugasnya tanpa ragu-ragu, karena intervensi politiknya begitu kuat dan banyak. Tetapi mereka tentunya punya pengalaman dalam memegang suatu lembaga. Misalnya Pak Busyro yang memegang Komisi Yudisial, telah menunjukan kerja tanpa lelah dan tanpa ragu-ragu. Dia begitu intens dalam satu persoalan, contohnya saat berhadapan dengan Mahkamah Agung dan sebagainya.

Tapi ini tergantung dari lembaga itu sendiri (KPK), jadi ini bukan soal kepribadian masing-masing calon yang menentukan. Mereka tidak bisa berkerja sendirian, tapi memerlukan tim di dalam bekerja. Inilah yang nantinya akan mewarnai kierja dari lembaga itu sendiri.

Siapa pun yang nanti akan jadi memimpin KPK, saya kira tidak menjadi persoalan, karena keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Hanya saja, saya tidak tahu apakah KPK memerlukan orang yang bisa gebrak menggebrak atau bersiasat. Nah, di sini tentunya banyak intervensi politik yang akan masuk.

Di KPK banyak penanganan kasus korupsi yang mandeg juga, khususnya yang menyangkut elit politik. Sanggup tidak di antara keduanya nanti menyelesaikan itu?

Iya itu betul. Tapi DPR tidak bisa memilih yang lain, kecuali dua orang yang disodorkan pemerintah itu. Kan cuma dua pilihannya, ya tinggal pilih saja. Kedua-duanya memang memiliki kepribadian yang berbeda. Tapi soal menghadapi atau menangani korupsi tentunya mereka memiliki visi yang sama dan tergantung timnya nanti.

Tim ini nanti juga menentukan, karena pimpinan KPK itu tidak bisa bekerja sendirian. Belum lagi harus kerjasama dengan lembaga penegak hukum  lainnya, seperti Kepolisian, Kejaksaan, PPATK dan lainnya. Oleh karena itu, harus bisa tetap bisa menjaga kerjasama, koordinasi dan komunikasi dengan lembaga lainnya.

Ketua KPK yang baru nanti harus bekerja ke dalam dan ke luar juga. DPR sendiri tentunya memiliki pilihan nantinya. Bambang Widjojanto dan Busyro Muqoddas saya kira bisa lebih diandalkan dalam menjalankan tugasnya baik ke dalam dan ke luar.

Bila salah satu tidak terpilih menjadi Ketua KPK, apakah mereka pantas menjadi Jaksa Agung?

Kejaksaan itu merupakan bagian dari eksekutif. Sudah barang tentu memiliki itervensi politik yang lebih besar. Bedanya dengan KPK adalah lembaga ini lebih independen dari Kejaksaan, khususnya dalam menangani korupsi. Tapi kalau dalam kedua wilayah ini DPR ikut berbicara atau menangani, seperti pemilihan pimpinan KPK ini. Di situlah pilihan-pilihan politik lebih dikedepankan.

(zal/fay)


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

BKD HARUS BERTANGGUNG JAWAB

Kepala BKD Diminta Bertanggung Jawab
*Tim Verifikasi Diminta Teliti dan Objektif
Kendari, Kepres - Anggota DPRD Sultra dari Partai Golkar, Drs La Nika MSi meminta Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sultra, H Tony Herbiansyah, atas munculnya masalah dalam data base tenaga honorer baik yang terjadi di Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Sultra maupun di sejumlah pemerintah kabupaten/kota di Sultra.

Menurut La Nika, sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 Tahun 2006, pemerintah memprioritaskan rekrutmen honorer dalam data base menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) adalah tenaga honorer dari tahun 2005, 2004 dan 2003, dengan batas umur maksimal 46 tahun.

Sehingga jika saat ini terungkap bahwa ada sejumlah honorer yang baru terangkat tahun 2006 dan 2007 sudah dinyatakan lulus sementara honorer 2005 masih ada yang tidak lolos, maka La Nika menduga hal itu akibat ada permainan di instansi BKD Sultra.

"Jika sudah ada seperti itu, patut diduga ada oknum-oknum di BKD yang bermain. Oknum-oknum itu hanya meluluskan honorer yang dia kenal, keluarganya, atau honorer yang sengaja menyerahkan jasa," kata La Nika melalui telepon selularnya, Rabu (24/11).

Mengenai adanya aduan dari tenaga honorer Setprov bahwa di antara rekannya yang dinyatakan lulus ternyata mengubah tanggal berlakunya SK pengangkatan honorer sebagaimana disyaratkan  Badan Kepegawaian Negara (BKN), La Nika menyatakan hal itu perlu diusut, karena ada tindakan kejahatan administrasi yang dilakukan.

"Tidak bisa mengubah SK asli dari para honorer, itu tindakan kejahatan administrasi. Jika memang pejabat di BKD berkeinginan membantu, maka jangan orang per orang tetapi harus seluruh honorer yang memang SK-nya terdapat kesalahan," kata mantan Ketua Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD Muna ini.

Makanya, dia meminta Tim Verifikasi dari BKN agar melakukan tugasnya dengan teliti dan obyektif, termasuk meneliti adanya dugaan mengubah SK sejumlah honorer hanya untuk meluluskan mereka.

"Kami minta tim dari BKN bekerja secara teliti dan objektif, karena hal itu menyangkut nasib orang. Teliti itu adanya dugaan mengubah SK, kalau perlu ambil SK honorer yang belum lulus untuk diperbandingkan mana yang asli atau tidak," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, terungkap ada honorer yang memiliki SK pengangkatan yang sama yakni SK Nomor 166 Tahun 2005, dinyatakan lulus dan ada pula yang tidak lulus. Setelah dilakukan penelusuran ternyata yang dinyatakan lulus itu adalah mengganti tanggal berlakunya SK dari 10 Juni 2005 menjadi 1 Januari 2005. Perubahan itu dilakukan oknum pejabat dari BKD Sultra.

Makanya tenaga honorer yang tidak lulus mengadu ke Komisi I DPRD Sultra, Selasa (23/11).

Menurut La Nika, DPRD Sultra sudah mengagendakan akan menghearing Kepala BKD Sultra, H Tony Herbiansyah, Selasa (23/11), tapi hearing batal karena Kepala BKD Sultra sedang keluar daerah. "Kami akan agendakan secepatnya, supaya tidak berlarut-larut masalah ini," ujarnya.LEX

26 November 2010

IKAN-IKAN BUTA, ENDEMIK PULAU MUNA

Ikan buta dari gua-gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara

January 27, 2010
Diancistrus typhlops (Ophidiiformes, Bythitidae), satu jenis ikan gua yang ditemukan di perairan payau dalam gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. (Ph. C. Rahmadi)
Di bulan September 2007, sebuah kegiatan ekspedisi gua hasil kerjasama antara peneliti Indonesia (P2 Biologi LIPI), Perancis (MNHN), Inggris (NHM), Spanyol (IMEDEA) and Australia telah dilakukan untuk mengungkap kekayaan fauna gua di gua-gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara.
Tiga orang peneliti udang-udangan, tiga “cave diver” dan satu arachnologist selama satu bulan mengeksplorasi gua-gua yang tersembunyi di gersangnya Pulau Muna yang hampir seluruh daratannya tersusun oleh batu karst.
Tiga orang cave diver secara aktif keluar masuk gua-gua berair payau yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Kegiatan eksplorasi dari pemetaan, pemotretan dan koleksi biota-biota yang hidup didalamnya pun telah dilakukan.
Salah satu koleksi yang paling menakjubkan adalah ditemukannya satu jenis ikan tidak bermata dari kegelapan gua berair payau di gua-gua di pulau ini. Ikan yang dikoleksi dari zona gelap total ini dikoleksi oleh Franck Brehier (Perancis), Stefan Eberhard (Australia) dan Bernard (Spanyol) yang berhari-hari keluar masuk gua-gua yang hampir tidak mungkin dimasuki tanpa peralatan penyelaman.
Ikan gua tersebut akhirnya telah selesai dideskripsi dan diberi nama dan di publikasi dalam jurnal “Cybium 2009, 33(3): 241-245.” yang ditulis oleh kolaborasi penulis dari Indonesia, Denmark dan Jerman. Renny K. Hadiaty dari Museum Zoologi Bogor merupakan salah satu peneliti dari LIPI yang terlibat dalam publikasi ikan gua tersebut.
Ikan yang diberi nama Diancistrus typhlops (Ophidiiformes, Bythitidae) ini sampai saat ini hanya dikenal dan ditemukan dari Pulau Muna Indonesia.
Ikan yang dalam kondisi hidup berwarna merah kekuningan ini sangat unik dan menarik. Dengan ditemukannya ikan gua ini, semakin bertambahlah kekayaan jenis fauna gua di Indonesia yang sampai saat ini masih banyak yang belum terungkap.
Source:
Nielsen et al. (2009) A blind, new species of Diancistrus (Teleostei, Bythitidae) from three caves on Muna Island, southeast of Sulawesi, Indonesia. Cybium 2009, 33(3): 241-245.
New science data have been reported by scientists at University of Copenhagen

Diancistrus typhlops (Ophidiiformes, Bythitidae) (Ph. C. Rahmadi)

DIDUGA KOUPSI, BUPATI KONAWE DIPERIKSA POLISI

Bupati Konawe Diperiksa Tiga Jam
*Dalam Kasus SPPD Fiktif
KENDARI, KEPRES - Misteri siapa bupati yang menjadi incaran Polda Sultra dalam kasus Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif, akhirnya terungkap, Rabu (24/11). Bupati yang dimaksud adalah Lukman Abunawas, Bupati Konawe.  Lukman tiba di Mapolda sekitar pukul 16.20 Wita dan langsung memasuki ruang Unit Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Orang nomor satu di Kabupaten Konawe tersebut diperiksa penyidik kurang lebih tiga jam. Ia datang dengan mengendarai
mobil Suzuki Baleno bernomor polisi DD 821 VG didampingi Plt Sekretaris Kabupaten (Sekab) Konawe, Irawan Laliasa dan sopir pribadinya. Selain diambil keterangannya, tidak ada tindakan lain sesudah itu. Lukman langsung pulang setelah menandatangani Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sekitar pukul 19.30 Wita.

Sedianya, jadwal pemeriksaan Lukman diagendakan pagi hari pukul 08.00 Wita.
Teka-teki siapa bupati yang diperiksa mulai ketahuan sejak pagi menyusul
kehadiran Irawan Laliasa. Menurut penyidik, kedatangan
Irawan hendak bertemu Direktur Reskrim Polda guna mengonfirmasikan kedatangan Lukman Abunawas tidak dapat ditepati sesuai jadwal karena sedang berada dalam perjalanan dari Jakarta ke Kendari.

Melalui Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Moch Fahrurrozi, diketahui Lukman akan tetap datang, namun baru berkesempatan pada sore hari. Karena itu, pemeriksaan baru terlaksana sore hari. Kondisi psikologis Lukman menghadapi pemeriksaan ternyata agak berbeda. Meski jabatannya bupati, Lukman, membuat sikap sempurna saat menghadap penyidik. "Siap, siap," katanya saat dipersilakan duduk.

Dir Reskrim, Kombes Pol Drs M Iswandi Hari SH MSi, menyempatkan diri
memonitor langsung jalannya pemeriksaan. Dia memastikan semua kebutuhan dalam rangka pemeriksaan sudah tersedia. Lukman dicecar sekitar 20 pertanyaan.

Penyidiki melakukan cross check sejumlah bukti surat dan dokumen untuk dikenali.
Pemeriksaan mengambil jeda pukul 18.30 Wita untuk membuat print out
BAP. Kesempatan itu dimanfaatkan untuk minum dan bergurau dengan Plt Sekab dan penyidik.

Setelah itu, Lukman mengecek hasil pemeriksaan. Setiap kata, setiap lembar,
diikutinya penuh perhatian. Ia terlihat mengoreksi beberapa bagian yang
selanjutnya hasil koreksi itu diperbaiki ketikannya untuk di-print out ulang.
Seluruh proses hingga Lukman menandatangani BAP berakhir pukul 19.30 Wita.

Dicegat usai pemeriksaan, Lukman mengatakan, kedatangannya untuk memenuhi
panggilan Polda. "Saya memberi kesaksian anak buah saya Raslan yang sudah
jadi tersangka," katanya. Raslan SSos adalah bendahara Satuan Kerja
(Bensatker) Setda Konawe, tersangka dalam kasus dugaan SPPD fiktif bupati pada 2007.

Lukman menegaskan, kedatangannya dalam rangka menjunjung tinggi hukum serta menghargai proses ini. Soal SPPD fiktif yang dituduhkan, Lukman berucap nanti pihak yang berkompeten dalam hal ini penyidik yang menilai. Ia sendiri mengaku tidak terlibat. "Tadi sudah terlihat bahwa ada pemalsuan tanda tangan," kelitnya.

Ceritanya, kata dia, sebagai bupati dirinya punya anggaran perjalanan dinas yang
disediakan. Untuk menggunakan dana itu, ada mekanisme yang harus dipatuhi.
Hanya, bawahannya (tidak disebut siapa) tidak melakukan mekanisme sesuai aturan. Itulah yang dibeberkan dalam keterangan Lukman kepada penyidik. IIS/MAH

Dir Reskrim: Tersangka dari Pinggir Dulu

KENDARI, KEPRES - Direktur Reskrim Polda Sultra, Kombes Pol Drs M Iswandi hari SH MSi, mengatakan, jumlah tersangka kasus dugaan penyalahgunaan dana rutin Bupati Konawe akan dilakukan ibarat lingkaran obat nyamuk bakar, mulai
dari pinggir.

Hal itu ditegaskan Iswandi menjawab pertanyaan seputar status Lukman Abunawas, Bupati Konawe. "Dari pinggir dulu. Sekarang saksi dulu. Saya tegaskan, untuk hari ini dia dipanggil sebagai saksi untuk tersangka Raslan," kata Iswandi, Rabu (24/11).

Raslan sendiri ditetapkan sebagai tersangka sejak Desember 2009
berdasarkan LP/146/XII/2009 tindak pidana penyalahgunaan dana rutin Bupati
Konawe, biaya perjalanan dinas. Secara rinci, Kabid Humas Polda Sultra, AKBP
Moch Fahrurrozi, menerangkan, ada bukti pembayaran perjalanan dinas, tapi tidak
ada kegiatan perjalanan dinas dimaksud.

Kurang lebih 160 Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) yang diduga fiktif sepanjang 2007. Hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang diterima Polda mencatat, kerugian negara akibat
praktik itu mencapai Rp 1,3 miliar. Dalam penyidikannya, Polda telah
memeriksa sebanyak 16 orang saksi, di antaranya mantan Sekab Konawe, Mustari dan mantan Bendahara Umum Daerah (BUD) serta mantan Kepala Bagian Umum. IIS/MAH

Pernah Diterpa Kasus Korupsi, Divonis Bebas Pengadilan

BUKAN sekali ini Lukman Abunawas bersentuhan dengan hukum. Bupati Konawe dua periode ini sebelumnya pernah diterpa kasus dugaan korupsi dana pesangon anggota DPRD Konawe. Dalam kasus itu, Lukman divonis bebas pengadilan.

Kasus dugaan penyelewengan dana pesangon anggota dewan periode 1999-2004 dilaporkan saat periode pertama Lukman menjabat Bupati Konawe. Kasus ini mencuat serentak ke permukaan pada Mei 2004.

Akibat kasus itu, Lukman pernah dinonaktifkan sehingga roda pemerintahan
dijalankan wakilnya, Tony Herbiansyah. Kala itu, Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sultra dijabat Antasari Azhar. Sejumlah anggota dewan saat itu akhirnya masuk bui. Lukman sendiri divonis tidak bersalah oleh pengadilan.

Kini, kasus SPPD fiktif juga mengemuka pada tahun pertama periode
keduanya. Sebagaimana diketahui, Pilkada Konawe 2009 kembali memenangkan
Lukman. Jika kasus pertamanya Lukman dikejar jaksa, kini kasus dugaan SPPD
fiktif ditangani Polda Sultra. IIS/MAH

DIDUGA KOUPSI, BUPATI KONAWE DIPERIKSA POLISI

22 November 2010

Polda Bidik Seorang Bupati
*Kasus Dugaan SPPD Fiktif atau SPPD Diduga Fiktif, Polda Bidik Bupati
KENDARI, KEPRES - Kepolisian Daerah (Polda) Sultra saat ini membidik salah seorang bupati di daerah ini. Sesuai rencana, mulai pekan depan, bupati tersebut dipanggil penyidik untuk dilakukan pemeriksaan. Rencana pemanggilan itu terkait kasus dugaan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif pada 2007. Nilai kerugian negara akibat SPPD fiktif tersebut mencapai Rp 1,3 miliar.

Hal itu diungkapkan Direktur Reskrim Polda Sultra, Kombes Pol
Drs M Iswandi Hari SH MSi, saat menggelar konferensi pers
mengenai kasus-kasus yang ditangani Polda rentang waktu Januari-Oktober 2010. Lazimnya, konferensi pers data penanganan perkara dilakukan akhir tahun. "Karena sesuatu hal yang substansial, press conference digelar hari ini. Tapi akhir tahun juga tetap digelar," terang Iswandi, Kamis (18/11).

Namun, Iswandi masih merahasiakan nama bupati yang dimaksud. Yang jelas, kata dia, bupati tersebut masih menjabat sampai sekarang.
 
Iswandi mengakui, memang belum ada izin dari presiden untuk pemeriksaan itu. Namun, Polda Sultra berpegang pada Pasal 36 Ayat 2 UU Nomor 32 Tahun 2004 bahwa apabila izin presiden tidak turun dalam masa 60 hari, maka penyidik bisa melaksanakan tugasnya.

Polda melayangkan izin ke presiden sejak 21 September 2010 lalu. Itu berarti, kata Iswandi, pekan ini waktu sejak izin dikirim sudah genap 60 hari.

Karena itu, pihaknya mulai melayangkan surat panggilan kepada sang bupati tanpa harus menunggu turunnya izin presiden. Dalam catatan Polda, terdapat enam kasus korupsi yang sedang ditangani. Lima di antaranya sementara dalam tahap penyelidikan. Satu kasus sudah masuk tahap I dan sudah ada enam kasus lolos tahap II.

Selain SPPD fiktif, ada juga kasus dugaan korupsi di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kolaka. Angka kerugian negaranya mencapai Rp 3,1 miliar. Kasusnya sudah dilimpahkan ke kejaksaan dan berstatus P21 atau lengkap.

Ada juga kasus di meja Tipikor Polda yang kini sedang ditangani. Tersangkanya melibatkan mantan bupati. "Nanti juga ada mantan bupati," sebut Kasat Tipikor Polda Sultra, AKBP Damanik SH MH. IIS/MAH

KENALAN DI FB, PERAWAN HILANG

DOSA-DOSA ICAL DI MATA SRI MULYANI

20 November 2010

PENGIRIMAN TKI KE ARAB TIDAK DIHENTIKAN

Sabtu, 20/11/2010 17:39 WIBPengiriman TKI ke Arab Saudi Tak Dihentikan, Tapi Diperketat   Lia Harahap - detikNews



Cianjur - Pemerintah memperketat pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri, terutama ke Arab Saudi. Pengetatan ini sebagai bagian dari pengkajian ulang yang dilakukan pemerintah terhadap pemberangkatan TKI ke luar negeri.

"Dalam hal menghadapi kasus-kasus ini, kita atas perintah presiden bersama Kemlu dan Menneg PP dan PA akan melakukan kajian ulang terhadap pemberangkatan TKI, khususnya ke Saudi Arabia," ujar Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar kepada wartawan usai berkunjung ke kediaman Kikim di Kampung Babakan Hurmat RT 3/1, Desa Mekarwangi, Kecamatan Haurwangi, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (20/11/2010).

Muhaimin menuturkan, kajian ulang itu menyangkut beberapa hal. Pertama, investigasi mendalam pada kasus-kasus ini, kemudian juga investigasi mendalam atas sistem, baik dalam negeri maupun luar negeri.

"Sistem dalam negeri misalnya, apakah benar yang berangkat ini tidak fit, apakah benar agensinya baik, karena yang di sana sebetulnya majikan di sana hanya bisa bertemu dengan agensi. Kita akan seleksi 182-an agensi, kita tidak akan layani kalau (agensi) yang jelek dan akan kita black-list agensi yang tidak baik. Dan kalau dari 182 itu jelek semua, ya kita putuskan tidak usah kirim," terangnya.

Kedua, dari hasil kajian investigasi tersebut nantinya akan dihitung seberapa jauh jumlah permintaan tenaga kerja ke luar negeri. Pada tahap transisi ini, pemerintah akan membatasi pemberangkatan TKI ke luar negeri.

"Kita akan lakukan pembatasan, pengetatan, pengecekan, penghambatan secara positif, baik yang ada di Arab Saudi maupun yang ada di dalam negeri, sampai pada kira-kira kita bisa melakukan analisis manfaat dan mudharatnya terbukti ada," ucap dia.

Jika terbukti manfaatnya tinggi dan mudharatnya kecil, maka pemerintah akan mempertimbangkan pemberangkatan tersebut. Namun, kalau sebaliknya pasti akan ditutup secepat mungkin.

Untuk menganalisis aspek manfaat dan mudharat ini, Muhaimin menyatakan, pemerintah akan mengumpulkan para WNI yang ada di Arab Saudi serta melakukan analisis bersama stakeholder di sana, seperti PJTKI, pihak asuransi, dan sebagainya.

"Saya akan minta izin presiden juga untuk mengumpulkan masyarakat Indonesia di sana. Masyarakat kita di sana cukup besar, kira-kira 700 ribu-an orang dan untuk TKI jumlahnya hampir 500 ribu, dan kita akan coba menjadikan jejaring sosial dan politik ekonomi yang menjadi alat kontrol kita," jelasnya.

Muhaimin memahami keinginan masyarakat dan sejumlah pihak terkait penghentian pengiriman TKI ke Arab Saudi. Namun, menurut dia, hal ini memerlukan pertimbangan yang rasional dan penghitungan yang matang.

"Kita bisa memahami atas emosi, kemarahan, dan tuntutan untuk menghentikan pengiriman TKI. Saya sendiri secara hati, sama ingin menghentikan itu. Tapi kita juga akan berpikir rasional dan memberikan kalkulasi dan tidak melanggar hak siapa pun," tandasnya.

(nvc/mad)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Share

Heran heran

17 November 2010

PEJABAT DI PANTAT GAYUS

Selasa, 16/11/2010 09:46 WIBWajah Aparatur di Pantat Gayus  Chaidir Anwar Tanjung - detikNews



Jakarta -   Gayus Tambunan, namanya masih saja menghiasi media massa di se-antero Nusantara ini. Sepak terjangnya menggerogoti dana pajak dan mensiasati minimnya pembayaran pajak dari perusahaan raksasa milik konglomeret sekaligus pejabat di negeri ini menjadi isu yang paling hangat.

Sekalipun negara ini masih direpotkan urusan bencana yang menelan nyawa ratusan orang, toh nama Gayus tetap nyentrik, menarik, unik dan tetap segar menjadi tontonan masyarakat lewat media massa. Masyarakat mau tahu, konglomerat mana saja yang menikmati 'potongan' dana pajak yang dilakukan PNS Golongan IIIA itu. 

Awalnya mungkin publik menilai, bahwa sepak terjangnya sudah berakhir di balik jeruji tahan di Mabes Polri. Sebab, sudah menjadi kebiasaan, bila ada kasus yang menjadi perhatian publik, biasanya aparat pemerintah kita akan menunjukan keseriusannnya untuk menangani kasus tersebut.

Tapi bagi Gayus, sekalipun kasusnya tetap menjadi perbincangan hangat, dia yakin yang namanya aparatur negara tetap saja bisa disogok. Buktinya, belakangan Gayus dengan santai menonton turnamen tenis lapangan di Bali yang konon bersama istrinya. Pelesirannya Gayus ke Pulau Dewata ini tentulah membuat syok masyarakat.

Masyarakat terperangah, lah kok koruptor yang menjadi perhatian publik itu, bisa-bisanya melenggang dengan pengawalan pak polisi tadi. Bagi Gayus duitnya habis untuk urusan service pak polisi itu mungkin juga tidak masalah. Pun ketika penyamarannya menggunakan wig bisa terbongkar, ya mungkin Gayus cuma mesem.

Mesemnya Gayus, tentulah membuat cemburut wajah Pak Kapolri kita. Maka untuk menutupi kebobrokan di tubuh Polri itu, kepala tahanan dan anak buahnya pun segera dicopot. Pencopotan hal semacam itu hal yang biasa.

Tapi yang luar biasa itu adalah keyakinan Gayus tadi yang masih meyakini bahwa pak polisi masih mau disuap walau kasusnya menjadi perhatian umum. Apa yang dilakukan Gayus melenggang ke Bali, merupakan bentuk PR yang harus dikerjakan bersama pak polisi, pak jaksa, pak hakim, dan bapak-bapak lainnya. Tugas bapak-bapak itu menjadi berat untuk menelusuri dengan siapa saja selama di luar tahanan Gayus bertemu atau berkomunikasi.

Ibarat main petak umpet, Gayus telah mampu mengelabuhi lawan-lawannya. Buktinya, sudah banyak pak polisi kita menjadi korban permainannya. Begitu juga pak jaksa, dan pak hakim bisa dininabobokan Gayus dalam menangani perkaranya. Kini mungkin di balik terali besi, Gayus tersenyum manis.

Dia dapat menunjukan kepada anak bangsa ini, bahwa dirinya tidaklah terlalu bobrok dalam urusan korupsi. Masih ada lagi aparatur negara ini yang jauh lebih bobrok ketimbang dirinya. Dan Gayus selaku orang Batak sudah membuktikannya, "Hepeng do na mangatur nagaraon (duit yang mengatur negara ini)". Kini wajah aparatur negara kita ada di pantat Gayus.
*) Chaidir Anwar Tanjung,
wartawan detikcom. Tulisan ini tidak mewakili kebijakan redaksi.
(cha/vit)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Bermandi meteor

Rabu, 17/11/2010 18:30 WIBYuk, Nikmati Hujan Meteor Leonid Dinihari Nanti  Rachmadin Ismail - detikNews
AFP


Jakarta - Hujan meteor Leonid akan kembali terlihat di belahan bumi Indonesia. Bagi Anda yang ingin menikmatinya, berdoalah agar cuaca dinihari nanti cerah. Sebab, meteor tidak akan terlihat jika langit mendung.

"Syaratnya cuaca harus cerah dan jauh dari polusi cahaya," kata peneliti LAPAN, ujar pengamat matahari dan antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin kepada detikcom, Rabu (17/11/2010).

Waktu hujan meteor akan berlangsung mulai pukul 01.00-04.00 WIB. Menurut Thomas, meteor bisa terlihat dengan cara menengadahkan kepala ke arah langit utara 90 derajat.

"Meteor ini bisa terlihat di seluruh wilayah Indonesia. Di negara lain juga bisa," tambahnya.

Thomas menambahkan, meteor Leonid kerap terlihat setiap tahun. Namun, jumlahnya cenderung menurun. Pada rentang tahun 1998-2002, total meteor yang meluncur mencapai ribuan.

"Dulu bahkan sampai disebut badai leonid. Sekarang sedikit, 900 ribuan meter perjamnya," lanjut Thomas.

Hujan meteor Leonid terjadi karena Bumi melalui sisa-sisa debu komet tumpele-tuttle. Hujan meteor Leonid ini akan terulang setiap setahun sekali.

Pada bulan Desember, hujan meteor juga akan kembali terjadi. Meski kuantitasnya lebih sedikit,  namun fenomena tersebut layak ditunggu.

Hujan meteor Leonid ini sebenarnya sangat bervariasi jumlah meteornya. Hal ini disebabkan ketebalan debu yang tidak seragam. Pada 1998-2002 bisa sampai ribuan meteor per jam, karena itulah saat itu disebut badai meteor.

Sedangkan pada Desember akan terjadi hujan meteor Geminid, di mana ada 20 meteor yang jatuh per jamnya. Fenomena ini terjadi di langit sedikit di arah utara pada dinihari. Puncaknya adalah pada 13-14 Desember.

Berbeda dengan hujan meteor lainnya, peristiwa ini lahir dari asteroid Phaeton 3200. Orbit Phaeton berbentuk elips seperti halnya komet yang mendekati matahari melebihi orbit planet Merkurius yang merupakan planet di galaksi Bimasakti yang terdekat dengan matahari. Asteroid ini tidak menghasilkan debu karena merupakan sisa debu dari komet yang sudah habis selubung esnya.

Hujan-hujan meteor itu tidak berbahaya, hanya menambah keindahan langit kalau terlihat. Fenomena ini bisa diperkirakan waktu dan arahnya. Yang berbahaya adalah meteor sporadis, yakni bila meteor yang jatuh ke bumi dalam ukuran besar.

"Meteor sporadis ini bervariasi ukurannya ada yang seukuran pasir seperti hujan meteor, tapi ada juga yang besar dan bila jatuh ke bumi bisa menimbulkan lubang seperti kawah. Meteor sporadis terjadi sewaktu-waktu karena merupakan batuan dari antariksa atau batuan antar planet," terang peraih gelar doktor dari Universitas Kyoto, Jepang, ini.

(mad/nvt)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Share

15 November 2010

Satgas Sebut Kelompok Bakrie Setor Rp 75 Miliar ke Gayus

POLISI BELUM UNGKAP MOTIF GAYUS KE BALI

Senin, 15/11/2010 17:27 WIBGayus di Bali untuk Negosiasi? (2)Polisi Belum Ungkap Motif Gayus  Deden Gunawan - detikNews


Jakarta - Rasa penasaran langsung menghinggapi Agus Susanto saat mendengar bisikan dari seorang penjaga tiket di event tenis Commonwealth Bank Tournament of Champions (CBTC) di Westin Hotel, Nusa Dua, Bali. Sang penjaga bilang kalau ada orang mirip Gayus Tambunan yang ikut nonton di pertandingan tenis putri bertaraf internasional tersebut.

Karena penasaran, Agus yang setahun belakangan ditugasi kantornya (Kompas), memotret kegiatan olahraga itu langsung bergegas mencari orang yang katanya mirip Gayus tersebut. Soalnya yang dia tahu Gayus saat ini masih mendekam di Rutan Brimob, Kelapa Dua, Depok,  karena kasus mafia pajak.

Dan sidang perkaranya masih berlangsung hingga sekarang. Hampir setengah jam sang fotografer ini celingak-celinguk mencari orang yang kabarnya mirip dengan Gayus itu. Dan setelah tiga kali pindah tempat duduk dari balik lensa  telenya dia melihat sesosok pria yang kabarnya mirip Gayus itu. Ternyata pria mirip Gayus itu terihat sedang duduk di tribun penonton sebelah kanan atau berada di seberang tempat duduk Agus saat itu.

Pria yang mirip Gayus tersebut terlihat mengenakan wig, berkacamata dan berjaket hitam. Pria itu tampak serius menyaksikan pertandingan Daniela Hantuchova melawan Yanina Wickmayer, Jumat (5/11) pukul 21.10 Wita. "Dia hanya sesekali bergerak untuk merapikan rambutnya saja," terang Agus kepada detikcom.

Di samping kanan dan kiri Gayus tampak perempuan berjilbab. Namun dari pengamatan Agus, sepanjang berlangsungnya pertandingan, orang mirip Gayus tersebut tidak terlihat menyapa apalagi bincang-bincang dengan penonton di sebelahnya. Dan begitu pertandingan usai pria itu langsung beranjak dari tempat duduknya dan kemudian memotret para pemain tennis yang usai berlaga menggunakan telepon genggamnya.

Foto mirip Gayus yang dijepret Agus kemudian bikin geger. Apalagi diketahui kalau Gayus pada hari yang sama tidak ada di tempat semestinya, yakni Rutan Brimob. Herannya lagi, Gayus keluar dari Rutan Brimob sejak 3 November.

"Dari informasi anggota saya Gayus sudah tidak ada di Rutan sejak 3  November. Dan saya baru dapat info tersebut baru pada 7 November," jelas Kabareskrim Polri Komjen Pol Ito Sumardi kepada detikcom.

Begitu mendengar informasi itu, kata Ito, dirinya langsung memerintahkan  anak buahnya menembak Gayus jika eks pegawai Pajak itu tak segera balik ke selnya. Akhirnya Gayus pun  berhasil dijemput di rumah mewahnya di Kelapa Gading, hari itu juga, Minggu malam, (7/11).

Tersiarnya foto orang mirip Gayus dan raibnya Gayus dari Rutan Brimob kemudian diasumsikan kalau Gayus benar-benar pergi ke Bali. Apalagi dari CCTV yang diperiksa  petugas Polda Bali diketahui kalau orang mirip Gayus itu menginap di Hotel Westin. Orang tersebut menginap di hotel itu  mengunakan nama samaran. "Inisialnya M. Tapi untuk kepastiannya belum bisa disampaikan," jelasnya.

Kapolda Bali Irjen Polisi Hadiatmoko kepada wartawan di Denpasar, Minggu 14 November, kemarin. Terkait seseorang berinisial 'M' ini sejauh ini memang belum terang benderang. Tapi apakah orang yang berinisial 'M' itu adalah Milana Anggraeni, istri Gayus Tambunan? Sebab dalam foto yang dijepret Agus Susanto, fotografer Kompas, perempuan yang bertopi hitam itu mirip dengan Milana.

Posisi perempuan mirip Miana ini berada persis di Belakang pria mirip Gayus. Selain terjepret kamera di lapangan tennis, dua orang yang mirip Gayus dan Milana juga sempat terekam CCTV Hotel Westin. Namun sampai sejauh ini Polri belum bisa memberikan keterangan terkait dugaan tersebut.

Sementara Humas Hotel Westin, Rainata Tjoa saat dihubungi detikcom mengaku tidak ada daftar tam atas nama Gayus. Hanya saja dia enggan berkomentar ada seorang tamu yang mengatasnamakan Milan dengan alasan pihaknya tidak bisa mengecek nama tamu satu per satu kecuali ada permintaan dari pihak polisi.

Tapi yang jelas, ujar Rainata, tingkat hunian hotel sejak seminggu sebelum even tennis CBTC 90 % sudah dibooking oleh peserta, official dan tamu yang akan menyaksikan
pertandingan. Dengan kata lain, kalau orang yang mirip Milana dan Gayus itu berarti berarti sudah membooking kamar jauh-jauh hari.

Lantas apa tujuan Gayus dan istrinya datang ke Bali menyaksikan pertandingan tennis? Pasalnya Gayus sendiri mengaku tidak menyukai olahraga tersebut. Keanehan inilah
yang kemudian menimbulkan dugaan kalau Gayus punya agenda lain selain menonton tennis.

Salah satu rumor yang berkembang adalah dikaitkannya Gayus dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical. Rumor ini muncul lantaran secara kebetulan Ical dan
anak-anaknya, yakni Anindhita Anestya Bakrie dan Anindra Ardiansyah Bakrie, juga ada di Bali menyaksikan pertandingan tens CBTC.

Dikait-kaitkannya pertemuan Gayus dan Ical tentu bukan tanpa sebab. Karena sebelumnya, Gayus pernah punya urusan dengan beberapa perusahaan milik kelompok usaha Bakrie, yang tersandung masalah pajak.

"Isu tentang Gayus di Bali dikaitkan dengan Ical, dalam perpolitikan itu wajar. Karena kedua tokoh itu memang punya keterhubungan. Di fakta persidangan Gayus disebut grup usaha Bakrie ikut memberi uang kepada Gayus," kata politisi senior Golkar Zainal Bintang.

Dalam persidangan, kata Zainal, Gayus sudah membeberkan semua  hubungannya dengan anak-anak perusahaan kelompok Bakrie. "Ini bukan fitnah loh. Ini fakta persidangan," jelasnya.

Gayus dalam persidangan memang sempat memberikan pengakuan kalau dirinya pernah memberikan bantuan kepada perusahaan Grup Bakrie, yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Bumi
Resources, dan PT Arutmin terkait urusan Pajak. Karena bantuan itu Gayus sempat mengaku mendapat imbalan yang jumlahnya mencapai puluhan miliar rupiah.

Keterangan Gayus tersebut kemudian diperkuat kesaksian Satgas anti mafia  hukum, Mas Achmad Santosa (Ota). Dalam kesaksianya di persidangan kasus mafia pajak yang digelar di PN Jakarta Selatan, Jumat (12/11/2010), Ota menyebut perusahaan kelompok Bakrie sebagai penyumbang dana terbesar ke rekening Gayus Tambunan. Dana tersebut sebagai uang terima kasih karena Gayus telah membantu mengurus pajak anak perusahaan Bakrie yang bermasalah.

Di Singapura, terang Ota, Gayus membeberkan jumlah uang yang paling besar dia terima dari wajib pajak, dari Grup Bakrie. "Ia sebutkan dari KPC, Bumi Resources, dan Arutmin. kalau ditotal jumlahnya Rp 100 miliar," beber Ota.

Gayus sendiri mengaku kalau dirinya dapat order mengurus PT Bumi  Resources dari Alif Kuncoro yang datang ke rumah dia pada awal 2008. Saat itu Alif menyerahkan data terkait PT Bumi Resources dan uang sejumlah US$ 1 juta. Uang tersebut sebagai biaya jasa mengurus permohonan banding atas nama PT Bumi Resources.Uang sebesar itu kemudian dibagi-bagi ke panitera  majelis hakim Pengadilan Pajak. Besarnya menurut Gayus, sebanyak US$ 500 ribu.

Selain mengurus Bumi, Gayus juga membantu PT Kaltim Prima Coal (KPC). Order dari KPC ini juga didapat Gayus dari Alif. Gayus dimintai bantuan untuk mengurus mengeluarkan SKP (Surat Ketetapan Pajak) PT KPC untuk Pajak tahun 2001 s/d 2005 yang tertahan di KPP LTO (Large Tax Office). Alasan penahanan karena adanya permasalahan penetapan kurs mata uang terhadap  kewajiban Pajak PT KPC.

Nyanyian Gayus di persidangan itu disebut-sebut bikin merah telinga kelompok usaha Bakrie. Dan kedatangan Gayus ke Bali bertemu dengan Ical diduga terkait keresahan
kelompok usaha Bakrie tersebut.

Namun rumor ini dibantah juru bicara keluarga Bakrie, Lalu Mara.  Menurutnya, Ical sama sekali tidak terganggu dengan keterangan Gayus yang menyudutkan beberapa anak
perusahaan milik Bakrie.

"Perusahaan-perusahaan Bakrie adalah perusahaan publik yang transparan. Dan secara hukum tidak pernah terbukti perusahaan-perusahaan itu melakukan pelanggaran seperti
yang diributkan selama ini," tegas Lalu Mara kepada detikcom.

Karena itu, lanjut Mara, Ical memilih tidak ambil pusing rumor yang menyebutan adanya pertemuan antara dirinya dengan Gayus disela-sela pertandingan tenis. Lagi pula
selama ini Ical tidak pernah ada hubungan dengan Gayus.

Ditambahkannya, Ical datang ke Bali murni karena urusan nonton kejuaraan tenis yang digelar setahun sekali tersebut. Saat itu Ical ditemani dua mantan petenis Indonesia Wailan Walalangi dan Januar Mangitung. Selain itu Ical juga ditemani dua anaknya, Anindhita Anestya dan Anindra Ardiansyah.

"Selama ini Ical aktif mengurusi sejumah atlet tenis, seperti Yayuk Basuki misalnya. Sekalipun dia bukan pengurus Pelti. Jadi apa yang aneh jika Ical nonton tenis?" pungkasnya

Baca juga :

Korte Verklering Antara Belanda dan Buton 8 April 1906

Berikut kami postkan Korte Verklering tanggal 8 April 1906 yang ditanda tangani oleh  Sultan Buton Muhammad Asyikin dan perwakilan Pem...