SYARIFUDDIN UDU SOLUSI UNTUK MUNA 2020-2025

SYARIFUDDIN UDU SOLUSI UNTUK MUNA 2020-2025

27 December 2010

WARGA TAK SETUJU PPKAN DI ADAKAN DI TOGO

Warga Tak Setuju PPKAN Diadakan di Liya Togo  
WANGI-WANGI, KEPRES- Sejumlah warga Desa Liya Togo, mengamuk  tak setuju lokasi penanaman pohon dalam Program PPKAN di lakukan di Desanya itu, pasalnya kegiatan tersebut, sebelumnya tanpa sepengetahuan dari warga Liya Togo yang kental akan adat istiadat tentang tanah adat. Lokasi awal menurut survei Pemkab, PPKAN dilakukan di Kelurahan Matohara, tepatnya di Desa Komala, namun tepat hari H pelaksanaan PPKAN pindah lokasi dilakukan di Desa Liya Togo. Aksi tersebut dilakukan sejam sebelum rombongan Wagub dab Bupati Wakatobi tiba di lokasi PPKAN diadakan, Kamis siang (23/12).

Ketidak jelasan lokasi kegiatann tersebut mengundang kegusaran warga Liya Togo. Kenapa tidak, penempatan penanaman pohon itu oleh Pemkab, tanpa adanya koordinasi sebelum-sebelumnya kepada masyarakat Liya Togo. Kepala Desa Liya Bahari La Musuali Ode mengatakan, sudah hampir satu bulan, dirinya mendengar kegiatan PPKAN akan dilakukan di Wakatobi, namun secara detailnya lokasinya tidak diketahui hingga terjadi saat ini, Desa Liya Togo yang nota benenya, kental dengan syarat adat istiadat masyarakatnya serta aturan-aturan yang belaku. Untuk itu, mestinya Pemkab, telah memberitahukan hal-hal kegiatan diwilayahnya.

“Kami sangat kecewa dengan Pemkab Wakatobi, kegiatan ini tanpa adanya koordinasi dengan warga setempat serta tetuah adat. Lihat itu baleho besar itu diatas panggung, disitu terlihat jelas bertuliskan lokasi penanaman pohon ini, ada di Desa Komala, Tapi nyatanya ada didesa Liya, ada apa dengan Pemkab saat ini, Hal itu kalau bila dibiarkan akan terjadi penjabutan pohon-pohon oleh warga, pasalnya PPKAN ini tidak sesuai dengan lokasi awalnya dan sebenarnya,” ungkap La Musuali Ode mengebu-gebu, di lokasi penanaman pohon itu, Kamis, siang (23/12).

Warga menilai ada permainan dalam lokasi PPKAN tersebut, penentuan lokasi telah melenceng dari hal sebenarnya telah ditetapkan, dan ini mengundang pertanyaan warga Liya yag tidak mengetahui, akan kegiatan itu dilakukan didesanya.

“Lahan ini (Liya Togo red) pemkab belum bayar, diduga ada permainan, dan kami tidak suka kegiatan ini disini, tanpa adanya koordinasi dari warga Liya Togo. Kalau tetap kegiatann ini dilakukan di desa kami. Kami akan membatalkan kegiatan ini dengan menjabut pohon-pohon yang telah ditanam, hal itu jika pemkab tidak menjelaskan lebih detail, kenapa kegiatan ini dilakukan di Liya Togo bukan di Desa Komala. Karena jelas-jelas spanduk itu tertulis di Desa` Komala, ada apa ini?,” teriak salah satu warga dari kejauhan.

Setelah tak beberapa lama untuk menenangkan warganya, Camat Wangi-Wangi Selatan, Nur Saleh,  datang mengampiri warga dan akan menampung aspirasinya koordinasikan dengan pihak pemkab yang lebih berwewenang tentang hal ini. “Saya meminta warga Liya Togo tetap tenang, setelah acara ini, kita akan membawa pohon-pohon ini ketempat awalnya di tentukan. Lokasi ini memang tanpa pemberitahuan masyarakat Liya Togo, saya asaja tidak diberitahukan jadi saya minta maaf.. Kami dari camat Wangi-Wang Selatan, Kepala Pol PP dan Dan Ramil disini akan berjanji tuk menyelesaikan masalah ini setelah kegiatan ini berakhir, namun saya mememinta warga agar tetap tenang hingga akhir acara,” ucap Nur Saleh didampingi satpol PP dan Dan Ramil Wakatobi, saat dikelilingi warga Liya Togo.

Setelah masyarakat telah paham akan hal itu, alhasil kegiatan tersebut berjalan dengan aman dan lancar hingga akhir kegiatan. M2/B/MAT

FENOMENA ALAM SEMESTA


.:: Tanda Tanda Sebelum Bencana Besar Terjadi ::.


Hampir semua bencana besar di Indonesia (khususnya) terdapat tanda-tanda bencana sebelum terjadinya. Hal ini adalah manifestasi dari sebuah pelajaran terdahulu tentang petunjuk sang Maha Tahu sebagaimana kisah qobil & gagaknya. Gagak si qobil adalah komunikasi efektif antara kekuatan super (Tuhan) dengan manusia yang memiliki keterbatasan
Hal yang patut di mengerti adalah Qabil sebagai orang yang berdosa akhirnya menyesal sedalam-dalamnya, sehingga mampu menerima ‘komunikasi’ Allah dengan dirinya lewat iktibar burung gagak
Al-maa’idah:31 Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya . Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.
Apalah yang terjadi sekiranya qabil tidak menyesali perbuatan atas visinya yang salah ? Bisa jadi dia tidak mampu menangkap ‘komunikasi’ Allah dengan mahluknya lewat burung gagak.  Penyesalan adalah batas terendah manusia dan saat itulah senyampang pintu dunia masih terbuka maka Allah memberikan petunjukNya.
Diberi kemudahan untuk menerima petunjukNya bagi orang yang menyesal atas perbuatannya. Hal ini menunjukkan bahwa Dzikir taubat merupakan pintu untuk menerima petunjukNya dalam arti bentuk komunikasi Allah kepada hambaNya. Sekali lagi SEKIRANYA qobil tidak menyesal atas kejadian itu, maka petunjuk Allah akan sulit di terima dan mungkin menganggap bahwa burung gagak itu sebagai burung yang biasa saja.
Bentuk komunikasi efektif lewat gagak dapat berwujud apa saja, saat awal di perkenalkan perintah kubur, maka tiadaperintah dalam nash atau qauli wahyu, namun berupa iktibar gagak, kemudian dari itulah kuburan di-kenal, mengapa Allah tidak langsung ‘berbicara’ atau ilham tetapi harus melalui burung gagak (ayat 31) ? (baca Kekuatan Tauhid : Bahasa di atas bahasa manusia)

Sebelum Membaca Ini
Menguak rahasia alam semesta …. , bentuk dasar, perulangan, berurutan dan atribut
Biasanya sebuah peristiwa besar didahului oleh munculnya kembali sebuah peristiwa-peristiwa yang lama sebagai pengingat. Beberapa peristiwa aneh yang terjadi & merupakan perulangan dari peristiwa sebelumnya. Agar dalam membaca tulisan ini tidak diartikan sebagai ramalan atau ilmu gotak gatik matuk, maka disarankan sebelum membaca artikel ini, sebaiknya jernihkan pikiran & daya pikir untuk mengetahui rahasia alam semesta
Rahasia Alam Semesta
Rahasia alam semesta pernah dituliskan dalam artikel Membaca bentuk dasar posting Sep 14, 2007 6:23 am. Manusia dengan berbagai polahnya senantiasa membentuk sebuah harmonisasi, jika tidak di runut asal muasalnya, maka terlihatlah sebagai bentuk yang rumit. Bentuk rumit ini dikenal sebagai sifat-sifat yang berbeda dalam diri manusia yang biasanya diakibatkan oleh atribut yang melekat.
Semua atribut yang melekat pada diri manusia akan terlihat sebagai ‘ketidak-adilan’ semu, padahal jika atribut tsb dilepas, maka terlihatlah mereka sebagai bentuk dasar. Sebagai misal seseorang yang lahir pada ibu/bapak islam, maka hampir 70% keatas kemungkinannya dia akan Islam juga, begitu pula agama kristen, budha & hindu dll. Sangat tidak relevan ketika masuk surga hal tsb diakibatkan karena kelahiran tsb (kasihan mereka yang tidak masuk surga karena bukan agama yang benar, apakah kita memilih kapan & dimana kita dilahirkan ?)
Melampui waktu, sekiranya kelahiran kita berada di lingkungan jaman n.Musa & kita dilahirkan sebagai orang mesir, maka hampir 70% keatas kita akan terkena ‘kutukan’ n. Musa sebab n, Musa lebih condong ke bangsa Israel daripada bangsa mesir, APAKAH KELAHIRAN sebagai sebuah pilihan ?
Boleh jadi pula yang saat ini getol menjadi pendeta ataupun pendakwah ulung, Kyai dsb, ketika dibalik kelahirannya di lingkungan yang berbeda dengan keadaan sekarang, maka 70% keatas, mereka akan berobah menjadi, jika pendeta maka menjadi Kyai atau jika Kyai bisa jadi pendeta yang hebat, manakala kelahiran beliau-beliau tsb diubah atau dibalik.
Agar dapat menjawab berbagai macam pertanyaan diatas dan bahkan sejenisnya, maka diperlukan penghilangan semua atribut yang melekat hingga akhirnya pada bentuk dasar, dimana semua manusia akan terlihat sama yakni sebuah ruh tunggal yang memiliki pilihan, Bukannya sebuah atribut yang ‘kebetulan’ melekat sebagai sebuah ‘hadiah’ hingga akhirnya dengan hadiah itu akhirnya masuk surga ?
Lihatlah bentuk dasar manusia tanpa atribut kekayaan, kemiskinan, kesedihan & kegembiraan, lihat bentuk dasar tsb, semua manusia baik cacat, sehat, gagah, lemah, perempuan, bencong, laki-laki, kesemuanya memiliki bentuk dasar yang sama. Dan ketika atribut yang terpakai, kebetulan lahir di orang tua kaya, maka 70% dia akan mewarisi kekayaannya, maka berubahlah ruh secara sepintas . Ketika atribut yang dipakai kebetulan lahir di orang tua miskin, maka berubahlah ruh secara sepintas.
Dari kesemuanya diatas, maka menghilangkan atribut tsb secara pemahaman & pemikiran, maka lahirlah bentuk dasar, yang membuat manusia sebagai sebuah jiwa yang sama tanpa atribut. Kesedihan & kegembiraan adalah sebuah bumbu atau atribut kemanusiaan, namun esensinya sama, sebagai pelatihan bagi ruh, maka beruntunglah orang yang selalu membersihkan ruhnya
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri ,dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. al-a’laa:15-16
Ketika diri bersih, maka rahasia alam akan terbuka sebagai bentuk-bentuk dasar yang berulang, Ada kelahiran, ada kematian. Ada kaya & ada miskin, kesemuanya adalah SEBUAH PERULANGAN yang terus menerus terjadi dari mulai jaman para nabi terdahulu sampai saat ini.
Perulangan tsb dipergilirkan dan hal tsb dapat dibaca sebagai sebuah siklus yang pada intinya adalah pelajaran bagi diri yang mengalami & peringatan bagi yang tidak mengalami.
Kejadian-kejadian di alam semesta juga merupakan manifestasi diri manusia beserta atributnya, semua kejadian memiliki bentuk dasar yang sama, hingga dapat terbaca sebagai sebuah pelajaran yang berulang-ulang.

Bahasa Universal
Sebelum membahas lebih detil masalah fenomena alam semestai, maka alangkah baiknya kita merenungkan pertanyaan sederhana ini “Dengan Bahasa Apakah, Tuhan semesta alam berbicara kepada semua mahluknya, lebih khusus kepada manusia ?”
Pertanyaan singkat, namun jawaban tsb sangat panjang sekali, secara ringkas, pada ujungnya adalah kita menelusuri asal muasal bentuk komunikasi atau bahasa. Perhatikan nenek moyang manusia yakni n.Adam ketika berkomunikasi
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama  seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (al-baqoroh:31)
Apakah n.Adam akan hapal seluruh nama-nama mahluk baik benda mati dan benda hidup di alam ini ?
Allah swt, malaikat, n. Adam, iblis; ketika pada masa itu, saling berkomunikasi dengan bahasa apakah ? itulah yang menjadi misteri sampai saat ini. Beberapa sumber mengatakan bahwa bahasa saat itu yang dipakai adalah bahasa arab, wallahu ‘alam.
Ketika ilmu pengetahuan menyelidiki, rumpun bahasa arab adalah asal muasal berasal dari bahasa aramaic (bahasa n.Ibrahim), dan kemudian bercabang 2 menjadi bahasa ibrani dan bahasa arab. Jauh kebelakang sebelum n.Ibrahim, maka ditemukanlah bahasa tertua di muka bumi ini yakni bahasa sumeria, yang biasa di sebut dengan cunei-form, agak mirip dengan bahasa simbol mesir (huruf paku).
Ilmu pengetahuan menegaskan, bahwa bahasa arab adalah anak dari suatu perkembangan bahasa yang lebih tua, sampai akhirnya ditemukan ujungnya sampai bahasa n.Adam (yang turun ke bumi). Bahasa apakah itu ? wallahu’alam
Disini kita tidak memperdebatkan masalah komunikasi masa lalu, namun Allah swt adalah Tuhan seluruh mahluk, baik benda mati, manusia, hewan, tumbuhan dsb. Apakah hewan, tumbuhan, benda mati bisa berbahasa ?
Disinilah diterangkan tentang bentuk komunikasi universal lain yang pernah terjadi yaitu, pelajaran terdahulu melalui se-ekor gagak yang berulang-ulang mengajarkan sesuatu:
Al-maa’idah:31 Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya . Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal.
Itulah bahasa universal, baik Allah swt, burung tsb dan si manusianya sendiri.
Dan  ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu ?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap  Allah berfirman: ” ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah  semuanya olehmu. : “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(al-baqoroh:260)
Sebuah pesan yang jelas, yakni “apakah bahasa n. Ibrahim saat memanggil burung yang telah di cincang tsb ?, apakah pula bahasa Allah swt yang menyuruh n.Ibrahiim , lalu bagaimana mahluk yang sudah mati, mengerti tentang panggilan itu ?” (catatan menurut sejarah, tahun masa n.Ibrahim tsb adalah bahasa aramaic, ibu dari bahasa arab dan ibrani, wallahu ‘alam)
Akhirnya bahasa paling fenomenal yang terjadi menurut catatan kitab suci, adalah bahasa n.Sulaiman lewat pengertian bahasa binatang.
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut:  Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”;maka dia tersenyum dengan tertawa karena  perkataan semut itu. Dan dia berdo’a: “Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni’mat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh”.
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud , apakah dia termasuk yang tidak hadir. (an-naml:18-20)
Perhatikan n.Sulaiman yang merupakan anak dari n.Daud, pada masa itu, menurut catatan sejarah, semasa itu yang dipakai adalah bahasa ibrani kuno, lalu apakah dengan bahasa ibrani tsb, n.Sulaiman bercakap dengan binatang ? , apakah tetap memakai bahasa ibrani kuno ? atau bahasa lain
Perhatikan lagi bahasa yang dipakai n.Yusuf, ketika beriktibar dengan mimpi yang berarti beliau mampu mena’birkan mimpi,
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum  nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui., ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku , sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” (Yusuf:4)
Berbagai macam bahasa yang dipakai ketika berkomunikasi, akhirnya menuju pada sebuah penegasan
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya , supaya ia dapat memberi penjelasan dengan  terang kepada mereka.  Maka  Allah  menyesatkan  siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Ibrahiim:4)
Apakah ujung dari semua bahasan mengenai bentuk komunikasi tsb, ujung dari segala ujungnya adalah bahasa universal tentang “kezaliman” dan “kebaikan”
Dan sebelum Al Qur’an itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat.  Dan ini  adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (al-ahqaaf:12)
Alam Semesta adalah Alat
Menyimak jaman n.Adam yang diberi sebuah ajaran oleh Allah swt, hingga dapat mengetahui atau memberi label pada nama-nama benda, konon saat itulah akal mulai berperan penting. Setelah itu, dengan akal-lah manusia bisa memanfaatkan alam semesta alam untuk semua kepentingan dan keperluan.
Satu garis lurus, dengan akal itulah muncul berbagai macam bahasa yang terpengaruhi oleh lingkungan sekitar, semisal dalam sebuah labelisasi nama pada jaman modern ini, komputer, maka hal itu tidak dikenal pada masa lampau. Begitu banyak perkembangan bahasa yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, maka sesungguhnya, alam semesta ini adalah alat bagi manusia.
Ketika berbagai ragam dan macam bahasa manusia, maka ketika inti sari dari sebuah label nama, baik dalam bahasa latin, inggris dan bahasa lainnya, tidak-lah mengubah arti dari benda itu sendiri.
Bahasa induk dari segala bahasa adalah bentuk komunikasi universal, hal ini diperoleh dengan menghilangkan segala macam atribut yang ada, sehingga munculah yang disebut definisi atau arti sebenarnya. Begitu pula dengan sebuah benda yang berulang-ulang terjadi, seperti halnya daun yang menari-nari, maka tarian daun itu tanpa dibahasakan sebagai sebab dari angin yang meniup daun tsb.
Sebuah peristiwa demi peristiwa terjadi, ketika ditarik sebuah interaksi, maka ditemukanlah makna sesungguhnya dari peristiwa tsb hingga ditemukan sebuah kejadian yang aneh aneh untuk menarik perhatian umat manusia, baca Kejadian Aneh – Aneh Menjelang Bencana Besar

Selasa, 12 Oktober 2010 | 07:31 WIB
foto
Suasana di depan sebuah hotel yang hancur akibat diterjang banjir badang di Wasior, Teluk Wondama, Papua, (9/10). AP
TEMPO Interaktif, Wasior – Korban tewas banjir bandang Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat, terus bertambah. Hingga Selasa (12/10), jumlah korban ditemukan sudah mencapai 148 orang. Posko Penanggulangan Bencana Banjir Bandang Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, menyebutkan selain jumlah meninggal, 123 dinyatakan hilang, 188 luka berat, 665 luka ringan dan yang mengungsi 4.625 orang. “Ini data terakhir,” kata Eka Woysiri, Asisten III Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama. Tim gabungan sampai dengan kemarin masih kesulitan mengevakuasi korban karena tertimbun lumpur dan reruntuhan.
Sementara itu masa tanggap darurat di Wasior akan berlangsung sampai 18 Oktober 2010. Difokuskan pada pembersihan sisa-sisa reruntuhan dan pepohonan, pencarian korban, pembangunan rumah serta sekolah sementara.

22 December 2010

KEHILANGAN RASA MALU

Hilangnya Rasa Malu

Senin, 20 Desember 2010 14:14 WIB

Indonesia itu bukan Jakarta. Tetapi apa yang terjadi di Jakarta oleh media massa, terutama televisi, lalu diekspose sedemikian rupa, sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat luas seantero Nusantara. Seakan-akan apa yang terjadi di Jakarta itulah gambaran kondisi Indonesia. Meski yang demikian itu tidak benar, namun yang pasti karakter budaya lokal semakin lama semakin menipis tergerus budaya kota, khususnya Jakarta.

Yang menyedihkan tidak semua yang datang dari Jakarta, yang ditayangkan media televisi khususnya, selalu bagus. Mereka yang lahir dan tumbuh di daerah tentunya masih ingat, betapa rasa malu itu dahulu sangat kuat. Tetapi akhir-akhir ini berita dan pengaruh dari Ibu Kota justru menggerogoti sifat dan nilai luhur yang tumbuh di daerah, misalnya saja rasa malu yang merupakan nilai mulia sebuah bangsa dan juga ajaran agama.

Di lingkungan desa saya dekat candi Borobudur, Magelang, perceraian dalam suatu keluarga itu dianggap aib besar. Anggota keluarga menanggung beban batin dan malu mengapa anggota keluarganya sampai cerai. Pasti tidak mampu menempatkan diri dan tidak memiliki loyalitas serta sikap saling menghormati antara mereka. Begitulah penilaian masyarakat. Para tetangga pun hanya memilih diam meskipun hatinya tidak setuju dan heran, karena mencampuri urusan tetangga juga tindakan aib.

Terlebih tindakan mencuri, sungguh aib besar dan selamanya akan dicatat diam-diam oleh masyarakat dan akan terkucilkan dalam pergulan sosial. Oleh karenanya di desa selalu aman, hampir tidak pernah terjadi kecurian di dalam rumah meskipun pintu tidak dikunci. Seingat saya, orangtua tidak pernah menyuruh saya belajar mengaji membaca Alquran. Tapi ada rasa malu kalau melihat  teman sebaya sudah bisa membaca sementara saya tidak belum, sehingga tidak usah disuruh orangtua saya akan selalu datang ke masjid belajar mengaji. Begitu pun ketika mandi telanjang di sungai, jika sudah menginjak usia sembilan tahun belum sunat atau khitan akan menjadi tertawaan teman-teman, sehingga segera akan minta disunat.

Begitu pun kalau membolos sekolah, ada rasa malu pada teman dan tetangga. Demikianlah, rasa malu itu dulu tertanam kuat sebagai sebuah tradisi di desa. Namun, setelah lebih dari dua puluh tahun tinggal di Jakarta, saya merasakan suasana sosial yang sangat berbeda. Media televisi sangat gencar setiap saat memburu berita dan menyajikannya ke seluruh Nusantara, sehingga mendominasi wacana publik.

Apa yang terjadi di sebuah daerah ketika diangkat oleh televisi akan segera menyebar ke seantero Nusantara dan seakan itulah gambaran Indonesia. Beberapa penyanyi dan pelawak lokal pun kalau sudah hijrah ke Jakarta dan berhasil tampil di televisi maka dipersepsikan sudah menjadi artis dan pelawak nasional. Penceramah agama pun kalau sudah pernah tampil di televisi ibu kota, apapun mutunya, sudah merasa sebagai penceramah nasional. Itu semua sah-sah saja sebagai bagian dari dinamika dan perjuangan seseorang untuk merubah nasib dan berbakti pada masyarakat dan bangsa.

Yang menyedihkan adalah ketika berbagai kasus korupsi, pelanggaran moral dan sekian kejahatan yang dilakukan kalangan atas juga menjadi sajian berita dan yang bersangkutan terlihat biasa-biasa saja. Ini membuat masyarakat desa yang setia menonton televisi menjadi bingung. Nilai-nilai yang selama ini dijaga justeru dihancurkan oleh perilaku masyarakat ibu kota yang oleh masyarakat desa dibayangkan sebagai masyarakat terdidik dan beradab. Di situ muncul konflik batin yang pada urutannya menggerogoti dan merobohkan wibawa tradisi lokal yang mereka jaga dan hornmati selama ini.

Bayangkan saja, artis punya anak yang tidak jelas orangtuanya ternyata menjadi tokoh selebritas. Ketika menjadi selebritas merupakan idaman dan pujaan anak-anak muda, dalam waktu yang sama tiada minggu tanpa berita pertengkaran dan perceraian rumah tangga selebiritas. Bagi orang desa hal ini sangat sulit difahami. Koruptor yang jelas-jelas melakukan dosa sosial dan agama terlihat biasa-biasa saja ketika diwawancarai wartawan. Bahkan masih terlihat gagah. Anggota DPR yang oleh masyarakat dianggap tokoh panutan dan pembela nasib mereka, sangat sering diberitakan mangkir menghadiri tugas rapat. Belum lagi yang diberitakan suka memeras dan meminta-minta uang sebagai imbalan jasa yang sama sekali tidak dibenarkan. Belum lama ini malah hendak main pukul dalam rapat.

Yang juga mengusik nalar sehat adalah pesta tasyakuran ketika memperoleh jabatan baru, sehingga menimbulkan kesan kuat bahwa jabatan itu sumber kekayaan baru, bukannya sebuah amanat yang berat. Hal-hal demikian ini secara sangat signifikan merusak bangunan kesadaran dan kesetiaan moral masyarakat bawah. Meski tingkat pendidikan dan ekonomi mereka rendah, namun  telah berusaha menjaga tradisi moral bangsa, justeru yang pendidikan tinggi dan kekayaannya melimpah malah merusaknya.

Masih banyak paradoks sosial yang oleh teleivisi disajikan secara telanjang, sehingga masyarakat bingung bahwa rasa malu semakin hilang di kalangan masyarakat. Yang merusaknya justru dari lingkaran elit di kota-kota besar, khususnya Jakarta, yang mestinya menjadi panutan dan penjaga moral bangsa. Namanya saja “ibu kota” mestinya menjadi ibu yang senantiasa mengayomi dan memberi contoh.

Jadi, untuk apa mesti sekolah tinggi-tinggi dan mengejar jabatan tinggi kalau ternyata tidak mampu menjadi tauladan masyarakat? Begitulah logika sederhananya. Atau sebaliknya, untuk apa mesti setia menjaga moral kalau yang mestinya menjadi panutan, yang sudah kaya dan berpendidikan tinggi, tidak peduli pada moral?
       
Komaruddin Hidayat
Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta

Bookmark and Share

18 December 2010

Kesuksesan Berawal dari Motivasi Diri

Lifestyle + / Sabtu, 18 Desember 2010 18:33 WIB

Metrotvnews.com, Surabaya: Pencapaian kesuksesan saat menjalani hidup berawal dari seberapa kuatnya motivasi diri untuk meraih cita-cita yang diinginkan setiap individu.

"Kalau ingin sukses, maka seseorang harus memiliki dorongan dari dalam diri mau jadi apa mereka ke depan," kata pengamat Kewirausahaan asal Surabaya, Christine Wu, saat Kosmonita 10th Anniversary bertajuk `Be Positive and Stylish on 2011` di Surabaya, Sabtu (18/12).

Menurut dia, dorongan dari dalam diri lebih penting dibandingkan dengan faktor eksternal. "Kalau segi lingkungan hanya merupakan pendukung sementara. Apalagi prinsip diri memang sulit untuk dipengaruhi," ujarnya.

Pendiri sekolah enterpreneur di Surabaya itu menjelaskan, konsep tersebut juga diterapkan kepada anak didik dan karyawannya di sejumlah usahanya.

"Walau bisnis saya banyak, tetapi tetap bisa berjalan optimal karena mereka (karyawan) bisa diandalkan tanpa saya. Saat itu saya bisa jalan-jalan tanpa memikirkan bisnis," katanya.

Di sisi lain, Manajer Pemasaran dan Promosi De Boliva Surabaya, Sarra Prameswara, mengatakan makna sukses baginya adalah apa yang diimpikan bisa tercapai.

"Namun, semuanya termasuk hasilnya dikembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Upaya terpenting berusaha keras dulu," katanya.

Menurutnya, kalau di keluarga, pencapaian sukses bisa dengan membahagiakan kedua orang tua kandung. Salah satunya memberikan apa yang diperlukan orang tua selama hidupnya.

"Sementara itu, saat ini saya rasa sudah mencapai sukses sesuai impian," katanya.

Akan tetapi, lanjut dia, sebagai manusia biasa, perempuan alumnus Jurusan Bahasa Inggris di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tersebut merasa pencapaiannya belum dibuat pegangan hidup.

"Kalau karir saya sekarang sudah bagus bisa saja ke depan pindah ke bidang lain. Apalagi mempertahankan lebih sulit dibandingkan dengan meraihnya," tuturnya.(Ant/BEY_


Bookmark and Share

KOMENTAR [0]

KIRIM KOMENTAR ANDA

Nama
Email
Komentar Anda
Kode Keamanan
 

© 2004 - 2010 MetroTVNews.com All rights reserved.
Comments & suggestions please email webmetro@metrotvnews.com

06 December 2010

ORANG MISKIN DILARANG SAKIT

Berbekal Jamkesmas, Tak Dapat Pelayanan

Wafiq Azizah berjuang melawan penyakit hydrocephalus sejak dalam kandungan. Saat di kandungan itu pula, dia ditinggalkan sang ayah yang tak ingin mengakuinya anak.
Wafiq pun sisa mendapat kasih sayang ibu dengan hydrocephalus terus menggerogoti.

Ishak Junaidy, Kendari

Wafiq lahir 6 Juli 2010, buah hati pasangan Asrianti dan Andri. Keduanya warga Kecamatan Besulutu, Kabupaten Konawe, Sultra. Wafiq lahir dengan benjolan kecil di belakang kepala.

Dia menderita hydrocephalus. Penyakit ini terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebro spinal). Gangguan itu menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak di sekitarnya, khususnya pusat-pusat saraf yang vital.

“Sejak lahir memang sudah tidak normal seperti bayi pada umumnya. Kepalanya besar sementara tangan dan kaki agak kecil,” tutur Asrianti kepada Kendari Ekspres, akhir pekan lalu.

Waktu sakit akibat melahirkan sedikit membaik, Asrianti membawa bayinya yang saat itu masih berusia 10 hari ke RSUD Sultra untuk diketahui apa masalahnya. Dia melakukannya sendiri karena Andri, suaminya, tidak diketahui di mana rimbanya.

“Kita belum sempat menikah karena setelah diminta pertanggungjawaban dia lari,” ungkapnya. Perut Asrianti sudah berisi waktu Andri menghilang pada November 2010 silam. Persisnya memasuki bulan kedelapan masa berpacaran keduanya sejak bertemu pandang pada Februari 2010.

Andri pernah menjadi honorer sebagai Pol PP di Konsel namun belakangan memutuskan keluar. Asrianti sendiri tidak punya pekerjaan tetap. Sewaktu lajang, dia pernah bekerja sebagai perias pengantin, namun setelah hamil terlebih saat melahirkan, Asrianti praktis tidak bisa bekerja.

Ia masih tinggal di rumah orangtuanya di Desa Onembute, Kecamatan Besulutu, Konsel. “Saya dan Wafiq tidak pernah dinafkahi Andri. Selama ini pembeli susu dikasih adik saya, biasanya juga sepupu,” tuturnya.

Wafiq minum susu formula karena tidak bisa disusui lewat air susu ibu (ASI). “Pertamanya dia tetek. Tapi kapan saya gendong, saya sentuh belakangnya, dia pasti menangis kesakitan. Akhirnya saya tidak kasih tetek, saya kasih minum di dot,” katanya.

Seperti saat berangkat ke Kendari, sewa mobil diberi orangtuanya. “Sewa mobil Rp 7.500. Dikasih mama Rp 10 ribu,” kenangnya. Berbekal kartu Jamkesmas, Asrianti nekat memeriksakan anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Sultra. “Mereka tidak bisa melayani karena harus ada surat rujuk dari Puskesmas. Pihak rumah sakit menyarankan ambil saja surat rujuk di Puskesmas Puuwatu,”tuturnya.

Wafiq sempat diopname. Meski demikian, dia tidak pernah mendapat diagnosa yang memadai. “Dokter tidak periksa. Dia bilang apanya mau diperiksa penyakitnya sudah kelihatan, itu kepalanya membesar,” Asrianti mengutip ucapan seorang dokter RSUD Sultra.

Setelah seminggu, Asrianti disuruh membawa pulang anaknya untuk dirawat di rumah sampai beratnya mencapai 4-5 kilogram sehingga bisa dioperasi. Jika penyakitnya ternyata tidak bisa ditangani RSUD Sultra, pihak RS mengusulkan dibawa ke Makassar. Bila diberi umur panjang, Wafiq Azizah genap berusia lima bulan hari ini. *

03 December 2010

STRATEGI SBY






Jumat, 03/12/2010 14:38 WIBRUU Keistimewaan DIYBurhanuddin Muhtadi: Strategi Canggih SBY dengan Melempar Bola Lewat Anak Buah  Nurvita Indarini - detikNews




Jakarta - Kamis kemarin Presiden SBY berpidato panjang lebar terkait RUU Keistimewaan DIY. Pidato panjang itu dinilai sangat normatif untuk mencari aman. Pernyataan yang lebih tegas justru disampaikan menteri-menterinya. Inilah strategi canggih SBY.

"Sikap pemerintah jangka panjang dinyatakan oleh Mendagri dan Menkopolhukam. Ini strategi canggih untuk melempar bola panas melalui anak buah. SBY membuat center of attraction tidak lagi di dirinya tapi di Mendagri dan Djoko Suyanto. Anak buah bersama DPR yang kemudian membawa bola panas," tutur pengamat politik Burhanuddin Muhtadi.

Berikut ini wawancara detikcom dengan Manager Public Affairs Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini, Jumat (3/12/2010):

Pidato SBY kemarin upaya menenangkan semua pihak?

Pidato SBY kemarin itu sangat normatif dan mencari aman. SBY mencoba menurunkan tensi ketegangan pasca pernyatan 26 November lalu yang terkesan membenturkan monarki dan demokrasi. Dia kemarin mencoba menyenangkan semua pihak dengan mengambangkan sikap politik terkait RUU Keistimewaan Yogya. Dalam pidato dia membedakan sikap personal dan pemerintah.

Secara personal, dia setuju kepala pemerintahan ditetapkan, tapi di sisi lain menunggu kesepakan pemerintah via Kemendagri dan DPR. Pesan Djoko Suyanto (Menkopolkam) lebih clear di mana ingin mencari alternatif dengan menempatkan raja sebagai kepala daerah, tapi kepala pemerintahannya dipilih. SBY mengambangkan itu dan mempersilakan anak buahnya bersikap lebih tegas sebelum (draf) dinaikkan ke DPR.

Makna di balik pernyataan SBY bahwa yang terbaik 5 tahun ke depan masih Sultan?

Sikap pemerintah jangka panjang dinyatakan oleh Mendagri dan Menkopolhukam. Ini strategi canggih untuk melempar bola panas melalui anak buah. SBY membuat center of attraction tidak lagi di dirinya tapi di Mendagri dan Djoko Suyanto. Anak buah bersama DPR yang kemudian membawa bola panas.

SBY ingin cari aman. Seharusnya ini dilakukan sejak awal kalau mau cari aman, tapi sekarang nasi sudah menjadi bubur. Kemarin dia mencoba mengambangkan dengan mengajukan anak buahnya membawa kontroversi ke DPR.

Rapat paripurna yang menyatakan bahwa kepala pemerintahan DIY dengan pemilihan akan mencederai perasaan warga Yogya?


Warga Yogya itu bukan hanya mereka yang aktif turun ke jalan. Kalau untuk mengukur seperti apa ya pakai referendum. Saya tidak yakin semua masyarakat Yogya itu pro penetapan. Karena ada juga yang pro pemilihan tetapi tenggelam oleh opini publik yang aktif menggulirkan penetapan.

Kalau bagi yang pro penetapan, tentu ini mencederai perasaan mereka. Tapi bagi yang pro pemilihan tentu tidak. Tergantung siapa yang melihat. Namun apapun keputusannya, harus betul-betul mengakomodasi aspirasi yang ada. Diambil jalan tengah yang win-win solution, saling menjaga perasaan dan memenangkan hati seluruhnya.

Hasil rapat paripurna ini sudah win-win solution?


Dilihat secara jernih, usulan RUU ini mengakomodasi sebagian besar ide tim UGM. Kalau
kita baca monograf UGM dengan RUU pemerintah, sebagian besar sama. Saya pribadi setuju dengan ini, ini jalan tengah yang baik.

Tapi kritik saya, kalau Sultan dan Paku Alam diletakkan di atas dan punya kemampuan untuk memveto, dikhawatirkan kalau veto dilakukan secara overdosis maka kinerja pemerintah jadi sering terganggu. Karena itu veto harus digunakan sesuai kadar.

Selain itu kalau misalnya Sultan ditempatkan sebagai Parardhya maka kehilangan hak
politik. Ini mencederai hak Sultan, karena nggak bisa maju dalam pemilihan meskipun punya kewenangan simbolik luar biasa.

Dalam pidato, SBY mengingatkan bahwa Sultan pernah ingin mundur dari gubernur?

Ini bahasa yang sangat halus yang ingin digiringkan SBY bahwa Sultan sebagai gubernur karena kebesaran hati SBY yang bersedia memperpanjang (jabatan gubernur). Ini pesan yang sangat halus kepada Sultan dan masyarakat Yogya, bahwa SBY sangat perhatian dan berbesar hati dengan perpanjangan kepada Sultan. SBY memperpanjang sampai RUU kelar.

Bisa dimaknai 'jangan macam-macam karena ada utang budi'. Dan mungkin pesan ini sampai.

Pemberian Satyalancana Pembangunan di Bidang Pendidikan dan Penghargaan Ketahanan Pangan untuk Sultan oleh SBY bisa dimaknai apa?

Lagi-lagi pidato kemarin khas SBY untuk membalik keadaan yang awalnya menyudutkan dirinya. Apa yang disampaikan SBY pada 26 November lalu merupakan strategi politik yang salah. Pidato yang disampaikan kemarin mengambang, normatif, tidak jelas. Lalu malamnya diikuti penyematan penghargaan bagi Sultan. Ini tipikal SBY untuk menggaet simpati bukan hanya Sultan tapi juga masyarakat Yogya, sehingga momentum disesuaikan.

Bisa dilihat seperti tawaran Ketua Komisi Kejaksaan untuk Bambang Widjojanto dan menempatkan beberapa mantan menteri kabinet sebelumnya yang ditempatkan di wantimpres?

Ini khas politisi Jawa, ingin menekankan politik harmoni. Jadi pepatah Inggrisnya, keep your friend close but your enemy closer. Bahasa politik diplomasinya, million friends and zero enemy. Ingin memperbanyak kawan dan mengurangi semaksimal mungkin musuh dengan memberi kompensasi politik berupa jabatan sehingga potensial musuh lunak sifatnya.

Ini saya kritik karena terkesan bagi-bagi kekuasaan. Kalau pada kasus Bambang Widjojanto, kalau dia menerima tawaran itu maka tidak etis karena dia sebelumnya ikut panitia seleksi Komisi Kejaksaan. Gaya ini sering dipakai SBY untuk melunakkan lawan-lawan politiknya. (vit/nrl)

Baca juga :

Korte Verklering Antara Belanda dan Buton 8 April 1906

Berikut kami postkan Korte Verklering tanggal 8 April 1906 yang ditanda tangani oleh  Sultan Buton Muhammad Asyikin dan perwakilan Pem...