SYARIFUDDIN UDU SOLUSI UNTUK MUNA 2020-2025

SYARIFUDDIN UDU SOLUSI UNTUK MUNA 2020-2025

27 December 2010

WARGA TAK SETUJU PPKAN DI ADAKAN DI TOGO

Warga Tak Setuju PPKAN Diadakan di Liya Togo  
WANGI-WANGI, KEPRES- Sejumlah warga Desa Liya Togo, mengamuk  tak setuju lokasi penanaman pohon dalam Program PPKAN di lakukan di Desanya itu, pasalnya kegiatan tersebut, sebelumnya tanpa sepengetahuan dari warga Liya Togo yang kental akan adat istiadat tentang tanah adat. Lokasi awal menurut survei Pemkab, PPKAN dilakukan di Kelurahan Matohara, tepatnya di Desa Komala, namun tepat hari H pelaksanaan PPKAN pindah lokasi dilakukan di Desa Liya Togo. Aksi tersebut dilakukan sejam sebelum rombongan Wagub dab Bupati Wakatobi tiba di lokasi PPKAN diadakan, Kamis siang (23/12).

Ketidak jelasan lokasi kegiatann tersebut mengundang kegusaran warga Liya Togo. Kenapa tidak, penempatan penanaman pohon itu oleh Pemkab, tanpa adanya koordinasi sebelum-sebelumnya kepada masyarakat Liya Togo. Kepala Desa Liya Bahari La Musuali Ode mengatakan, sudah hampir satu bulan, dirinya mendengar kegiatan PPKAN akan dilakukan di Wakatobi, namun secara detailnya lokasinya tidak diketahui hingga terjadi saat ini, Desa Liya Togo yang nota benenya, kental dengan syarat adat istiadat masyarakatnya serta aturan-aturan yang belaku. Untuk itu, mestinya Pemkab, telah memberitahukan hal-hal kegiatan diwilayahnya.

“Kami sangat kecewa dengan Pemkab Wakatobi, kegiatan ini tanpa adanya koordinasi dengan warga setempat serta tetuah adat. Lihat itu baleho besar itu diatas panggung, disitu terlihat jelas bertuliskan lokasi penanaman pohon ini, ada di Desa Komala, Tapi nyatanya ada didesa Liya, ada apa dengan Pemkab saat ini, Hal itu kalau bila dibiarkan akan terjadi penjabutan pohon-pohon oleh warga, pasalnya PPKAN ini tidak sesuai dengan lokasi awalnya dan sebenarnya,” ungkap La Musuali Ode mengebu-gebu, di lokasi penanaman pohon itu, Kamis, siang (23/12).

Warga menilai ada permainan dalam lokasi PPKAN tersebut, penentuan lokasi telah melenceng dari hal sebenarnya telah ditetapkan, dan ini mengundang pertanyaan warga Liya yag tidak mengetahui, akan kegiatan itu dilakukan didesanya.

“Lahan ini (Liya Togo red) pemkab belum bayar, diduga ada permainan, dan kami tidak suka kegiatan ini disini, tanpa adanya koordinasi dari warga Liya Togo. Kalau tetap kegiatann ini dilakukan di desa kami. Kami akan membatalkan kegiatan ini dengan menjabut pohon-pohon yang telah ditanam, hal itu jika pemkab tidak menjelaskan lebih detail, kenapa kegiatan ini dilakukan di Liya Togo bukan di Desa Komala. Karena jelas-jelas spanduk itu tertulis di Desa` Komala, ada apa ini?,” teriak salah satu warga dari kejauhan.

Setelah tak beberapa lama untuk menenangkan warganya, Camat Wangi-Wangi Selatan, Nur Saleh,  datang mengampiri warga dan akan menampung aspirasinya koordinasikan dengan pihak pemkab yang lebih berwewenang tentang hal ini. “Saya meminta warga Liya Togo tetap tenang, setelah acara ini, kita akan membawa pohon-pohon ini ketempat awalnya di tentukan. Lokasi ini memang tanpa pemberitahuan masyarakat Liya Togo, saya asaja tidak diberitahukan jadi saya minta maaf.. Kami dari camat Wangi-Wang Selatan, Kepala Pol PP dan Dan Ramil disini akan berjanji tuk menyelesaikan masalah ini setelah kegiatan ini berakhir, namun saya mememinta warga agar tetap tenang hingga akhir acara,” ucap Nur Saleh didampingi satpol PP dan Dan Ramil Wakatobi, saat dikelilingi warga Liya Togo.

Setelah masyarakat telah paham akan hal itu, alhasil kegiatan tersebut berjalan dengan aman dan lancar hingga akhir kegiatan. M2/B/MAT

No comments:

Post a Comment

Kami mengundang anda untuk memberikan komentar terhadap artikel yang ada di blog ini termasuk kritikan dan saran dengan syarat tidak menyinggyng masalah suku,agama dan ras tertentu.
Konten dalam komentar bukan menjadi tanggungjawab admin
Salam

Baca juga :

Korte Verklering Antara Belanda dan Buton 8 April 1906

Berikut kami postkan Korte Verklering tanggal 8 April 1906 yang ditanda tangani oleh  Sultan Buton Muhammad Asyikin dan perwakilan Pem...